Di wilayah perairannya Teluk Balikpapan juga
ternyata menjadi habitat beberapa jenis satwa yang dianggap benar-benar
terancam punah, yaitu Dugong. Bahkan satwa ini sempat diusulkan telah punah di
bumi Kalimantan pada 1996, namum 4 tahun kemudian, Yayasan RASI (Rare Aquatiq
Species Indonesia) menemukan denyut kehidupan liar mamalia itu di Teluk
Balikpapan. Saelain itu keunikan satwa di Teluk Balikpapan kian mencengangkan,
karena terdapat habitat satwa langka yang selama ini diketahui hanya hidup di
ekosistem air tawar, yakni Pesut Mahakam. Pesut adalah jenis hewan mamalia yang
sering disebut lumba-lumba air tawar yang hampir punah karena berdasarkan data
tahun 2007, populasi hewan langka ini sisa 50 ekor saja dan menempati urutan
tertinggi satwa Indonesia yang terancam punah. Secara taksonomi, Pesut Mahakam
adalah subspesies dari pesut (Irrawaddy Dolphin). Selama ini popolasi satwa itu
diketahui hanya terdapat di Sungai Mahakam, Sungai Mekong, dan Sungai
Irrawaddy. Populasi Pesut di Balikpapan saat ini diperkirakan sekitar 60 sampai
140 ekor. Muara Tempadung merupakan habitat yang sangat penting bagi Pesut,
sebagai daerah pencarian ikan dan migrasi.
Keberadaan ekosistem
Teluk Balikpapan terus –menerus memeperoleh tekanan akibat pembangunan aneka
infrastruktur dan pembukaan lahan. Pemerintah harus
bertanggungjawab terhadap ancaman kerusakan lingkungan Teluk Balikpapan yang
kian besar, karena selektif dalam memberikan izin usaha. Dampak serius dari
perizinan yang terkesan diobral iadalah erosi dan sedimentasi dan pencemaran
air yang berdampak kepada menurunnya kualitas habitat kepunahan satwa khususnya satwa endemik Kalimantan. Padahal tulang
punggung kehidupan laut adalah ekosistem Mangrove, Padang Lamun, dan Terumbu
Karang. Bila Ketiga ekosistem vital ini dijaga, maka laut akan terus
menghasilkan ikan yang melimpah. Dari investigasi di lapangan, kami menemukan
ekosistem mangrove terus dibabat, ini harus mendapat perhatian serius
pemerintah untuk segera menghentikan.
Pertanyaannya, siapa
yang akan menanggung semua biaya kerusakan lingkungan hidup dan sosial akibat
salah urus ? Yang jelas, satwa tidak akan pernah mau mengeluarkan biaya
rehabilitasi kawasan ekosistem unik Teluk Balikpapan.
Kita menyarankan agar
pemerintah dearah yang terkait dengan kawasan Teluk Balikpapan, yakni
Pemerintah kota Balikpapan, Pemerintah Kabupaten PPU, Kutai Kartanegara, dan
Pemerintah Provinsi Kaltim untuk duduk satu meja membicarakan nasib Teluk
Balikpapan yang kian terancam kelestarian lingkungan hidupnya. Juga kepada
investor, bahwa investasi tanpa dibarengi sabuk pengaman lingkungan hidup dan
menjaga keanekaragaman hayati, ibaratnya menanam bom waktu sosial dan lingkungan.
Kita menghimbau agar
pemerintah meninjau ulang izin usaha di Teluk Balikpapan. Libatkan para pakar
dan praktisi lingkungan hidup agar memperoleh opini yang objektif dan ilmiah,
sehingga bisa diputuskan apakah izin diteruskan atau tidak. Jika izin usaha
memang harus di hentikan, maka Pemerintah bisa bernegosiasi dengan
investorpemegang izin usaha untuk kompensasinya.
Untuk kepentingan
bersama dan keberadaan potensi keanekaragaman hayati yang luar biasa di Teluk
Balikpapan, maka pejabat publik harus berani bertindak benar, namun arif dan
adil. Teluk Balikpapan sangat strategis bagi konservasi keberadaan terumbu
karang, padang lamun, mangrove, hutan hujan dipterokarpa dan kars, dengan lebih
dari 100 spesies mamalia, hampir 300 jenis burung, dan lebih dari 1.000 jenis
pohon.
Teluk Balikpapan
mempresentasikan sebuah sistem perairan tertutup, karena hanya mengalami
sedikit pertukaran dengan air laut sehingga hampir semua sedimen dan limbah
industri akan terakumulasi di Teluk Balikpapan. Berbagai pengalaman menunjukkan
bahwa pembangunan yang hanya berorientasi pada aspek ekonomi tanpa pendekatan
ekologi pemanfaatan sumberdaya yang berkelanjutan meliputi aspek kelestarian,
kesejahteraan, dan sosial ternyata hanya memberi manfaat jangka pendek. Selaras
dengan perkembangan teknologi modern dan pesatnya peningkatan pertumbuhan
populasi dan semakin terbatasnya sumberdaya serta ruang lingkungannya, dituntut
pola pembangunan yang terencana dengan baik, realistis, strategis dan
berwawasan lingkungan yang dalam jangka panjang dapat menjaminpemanfaatan
sumberdaya secara berkelanjutan.
(husen/obor)
(husen/obor)
Halo, apakah forum ini masih berjalan di tahun ini. Apakah saya ada kesempatan serta keizinan untuk bergabung?
BalasHapus